Minggu, 05 Agustus 2012

JKT48 dan Sensasi Luar Biasanya


JKT48 di Teater Pasaraya Grande
Bulan Mei kemarin pertama kalinya JKT48 melakukan pertunjukannya di teater. Dulu pertunjukan diadakan di gelanggang olah raga Nyi Ageng Serang di Pasar Festival. Saat itu saya nggak sempat menyaksikannya sama sekali. Bulan Juni kemarin JKT48 menggelar pertunjukannya lagi. Kali ini teater dipindah ke lantai 7 Pasaraya Grande Blok M. Nggak tau deh ini teater tetap atau akan pindah lagi. Saya juga nggak tahu, lantai ini dipakai apa sebelumnya. Sepertinya sih ruangan kosong yang disulap dijadikan teater pertunjukan. Entah kenapa dipilihnya di Blok M. Mungkinkah karena Blok M itu identik dengan Little Japan? Mengingat sejak tahun 1980-an di area Blok M bisa ditemukan banyak bar dan kafe Jepang.

Persiapan teater JKT48 di bulan Mei
Kalau mau menikmati JKT48, jangan nonton versi live-nya di Dahsyat atau panggung lainnya, tapi mending rasakan sendiri nonton performa mereka di panggung yang mereka siapkan sendiri. Rasanya akan sangat berbeda sekali, sesuatu yang sangat unik, dan nggak akan kalian rasakan saat menonton di pertunjukan konser musik lainnya.

Sekilas cerita tentang JKT48
Apa yang membuatnya jadi berbeda? Beberapa poin ini mudah-mudahan bisa memberikan gambaran:
1. Teater milik sendiri
Grup kakaknya, AKB48, dikenal lebih dahulu dari aksi performa panggungnya di Akihabara, di teater yang dibuat sendiri khusus untuk performa mdreka. Setelah aksi panggung, baru kemudian melebar ke rilis single dan video klip, iklan, dorama, hingga akhirnya ke konser-konser raksasa mereka. Namun soul-nya ya dari performa di panggung teater ini. Hal ini yang membuat mereka terkenal bukan sekedar girl band, tapi juga idol group. Kalau saya sih lebih cocok memadankan AKB48 (dan juga JKT48) dengan Kinarya GSP, daripada memadankannya dengan Cherrybelle dan sebangsanya.
Lightstick diayunkan
Sayangnya kasusnya sedikit berbeda dengan JKT48. Di sini, mereka lebih dahulu dikenal melalui TVC Pocari Sweat, manggung di Dahsyat dan semacamnya. Teater yang menjadi soul-nya terlambat diwujudkan. Nggak heran sih kenapa masih banyak media dan juga penonton umumnya (yang bukan fans) masih mempersepsikannya sebagai girl band ala Cherrybelle atau Princess. Saat ini teater yang dibangun pun masih bersifat temporer. Hanya 8 kali pertunjukan dalam sebulan, sementara di Akihabara sana bisa hampir setiap kali orang bisa melihat aksi performa AKB48. Semoga saja saat teater JKT48 makin terlihat permanen, persepsi seperti ini pun bisa semakin tergeser.
JKT48 di atas panggung
2. Lagu

Overture (prolog) teater JKT48
Bisa dibilang ada 2 jenis lagu yang biasa diperformakan oleh AKB48 (dan juga JKT48). Pertama, adalah setlist lagu tetap yang biasa diperformakan di dalam teater. Lalu kedua, adalah lagu yang mereka rilis dalam bentuk single dan video klip. Setiap lagu selalu dilengkapi dengan koreografinya masing-masing. Entah bagaimana caranya setiap personilnya bisa hapal ratusan koroegrafi yang melengkapi setiap lagu. Makanya saya pun yakin, setelah melihat atraksi panggung JKT48 yang sangat rapih kemarin, kerja keras yang mereka tempuh untuk mencapai itu pasti sangat luar biasa.

Wasshoi B! versi AKB48

Wasshoi J! versi JKT48
Setelah setlist usai, untuk encore-nya, JKT48 menutup dengan lagu-lagu yang dirilis untuk iklan-iklan TVC lokal. Hari Jumat kemarin, yang menjadi encore adalah lagu Aitakatta! (yang dipakai untuk iklan Yamaha Mio) dan Ponytail no Shushu (yang dipakai untuk iklan terbaru Biore). Sementara hari Sabtu kemarin, ada 3 lagu yang menjadi encore, yakni lagu Kimi no Koto ga Suki Dakara (yang dipakai untuk iklan Laurier), lalu Heavy Rotation (yang pernah dibuat video klip dan dipakai juga di iklan Pocari Sweat), dan terakhir adalah lagu yang sama, Ponytail no Shushu.

TVC Jepang yang menggunakan JKT48

3. Gaya para personil
Sepertinya saat juragan utama grup 48 ini, Yasushi Akimoto membentuk AKB48 pertama kalinya, ia sangat tahu bagaimana memancing para penggemar baru untuk terus tertarik dengan setiap personil grupnya. Setiap individu harus punya karakternya masing-masing, yang dijelaskan dalam biografi setiap personilnya. Saat sesi perkenalan di panggung pun, dengan gaya cute-nya masing-masing, mereka mengenalkan diri mereka dan kesukaan mereka (sampai ke topik yang mungkin tidak penting sama sekali).
Saat performa JKT48 kemarin, di hari Jumat para personil bercerita tentang makanan kegemaran mereka. Di hari Sabtu, mereka bercerita tentang personil AKB48 favorit mereka. Setiap kali mereka bercerita, para penonton pun ikut bersorak menyemangati. Bahkan ada yang sudah hapal dengan kegemaran dan karakter masing-masing individu personil. 
Hal yang khas dengan performa AKB48 (dan juga JKT48) adalah “seragam sekolah”-nya. Kalau sudah pernah melihat video dan konser AKB48, kalian pasti bisa tahu betapa banyaknya “seragam sekolah” yang mereka punya. Setiap seragam khas dengan badge sekolah dan rok pendeknya. Nggak berbeda jauh, JKT48 pun menerapkan konsep serupa (meski dengan rok yang lebih panjang dibanding grup kakaknya).
Pasti punya seragam deh
4. Fans
Terkait dengan fans ini ada istilah yang dikenal dengan Wota. Duh, saya nggak terlalu bisa menceritakannya secara detil arti Wota, namun situs fan JKT48 ini bisa menjelaskannya secara historikal. Grup AKB48 hidup dengan penggemarnya. Konsep yang mereka usung adalah “idols you can meet.” Seorang artis hidup bersama penggemarnya, mendapat masukan dan kritikan dari para penggemarnya. Tujuannya, supaya mereka bisa menjadi lebih baik dan tidak mengecewakan penggemarnya.
Para fans yang datang jauh-jauh dari Makassar. Perhatikan kaos mereka yang bertulisan personil JKT48 favorit mereka masing-masing.

5. Merchandize
Hal menarik dari karakter para fans adalah mereka juga kolektor. Umumnya mereka penyuka anime dan saat terlahir di dunia ini sudah langsung kenal dengan anime dan budaya Jepang. Kalau di Jepang sana, para fans penggemar AKB48 akan sangat rela mengoleksi semua merchandize dan semua varian single mereka, berapapun harganya. Meski di sini belum segila di Jepang sana, namun menarik juga kemarin melihat para fans ini membeli foto-foto dan poster personil JKT48 yang dijual resmi.

Fans yang bertukar koleksi merchandize
Tshirt resmi dijual Rp.100.000, lightstick Rp.50.000 (cuma bisa dipakai sekali), paket berisi acak 4 foto Rp.40.000, dan poster Rp.25.000. Belum lagi pin, stiker, dan merchandize resmi lainnya yang harganya lebih miring. Para fans ini lalu saling bertukar koleksi foto dengan teman-teman mereka, supaya bisa mendapatkan lengkap foto seluruh personil. Ada yang katanya habis lebih dari Rp.250.000 demi memborong merchandize resmi ini. Para fans ini juga merasa malu kalau mereka tidak membeli versi resminya. Sesuatu yang sangat jarang dijumpai pada para penggemar grup musik lainnya, yang cuek saja beli poster dan tshirt bajakan yang tidak mendatangkan keuntungan bagi personil band-nya.
Poster yang bisa dibeli dengan harga Rp.25.000

6. Handshake / high five
Jabat tangan atau kadang high five antara personil dan penonton adalah keunikan sendiri dari aksi teater atau konser yang selalu mereka lakukan. Konsep ini memang bertujuan untuk mendekatkan diri mereka dengan para penggemar. Saat performa JKT48 kemarin usai, setiap penonton sebelum bubar keluar teater, mereka bisa berjabat tangan langsung dengan total 24 personil JKT48.
Hihhhi, cuma ya, jangan kaget loh ya kalau salaman dengan mereka. Mereka sepertinya sudah dilatih untuk menggenggam kedua tangan kita dengan erat, menatap mata kita langsung, lalu dengan pitch suara yang agak tinggi berucap, “terima kasih yaa. Besok datang lagi yaaa.” Apalagi untuk kalian yang beneran nerd dan nggak pernah menatap mata perempuan dekat-dekat (tanpa digampar), kalian pasti bisa shock mendadak setelah bersalaman dengan 24 perempuan imut-imut seperti personil JKT48.

Pusing nggak sih melihat mereka semua senyum seperti ini?


source : 
http://pitra.media-ide.com/2012/06/17/jkt48-dan-nuansanya/

0 omongan orang:

Posting Komentar

 

Copyright © 2012 Bagas Haryo Didukung oleh Blogger